1.
Pertimbangan
Filosofis Dan Pedagogis-Psikologis, Pentingnya Keberadaan Laboratorium Dalam
Pembelajaran Sains Modern
Kelancaran
suatu laboratorium ditunjang oleh sarana dan prasarana laboratorium yang
lengkapserta pengelolaan atau pengorganisasian yang baik. Pengelolaan merupakan
proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
sumber daya.
Keberadaan laboratorium sains di sekolah
sudah merupakan keharusan. Menurut Kertiasa (2006), ada 2 macam alasan utama
pentingnya laboratorium bagi sekolah, yaitu Filosofis dan Pedagogis-psikologis
(psikologi belajar).
Dari segi filosofi, pandangan mengenai
hakikat sains, sains memiliki dua dimensi, yaitu terdiri atas produk sains dan
proses sains. Sains sebagai produk adalah sains yang merupakan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, prinsip (asas) dan teori. Sains
sebagai proses adalah sains yang merupakan keterampilan-keterampilan dan
sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.
Pengamatan dan eksperimen banyak terkait dengan proses. Penemuan masalah dan
perumusannya, perumusan hipotesis, perancangan percobaan, pengukuran,
penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan merupakan proses sains. Di bagian
inilah laboratorium mengambil peranan yang sangat penting. Proses sains tidak
dapat dipelajari hanya dengan mendengar, bahkan tidak juga dengan menyaksikan
demonstrasi, tetapi harus dipelajari dengan melakukan.
Secara pedagogis-psikologis, psikologi
belajar modern mengembangkan teori bahwa belajar adalah proses konstruksi
pengetahuan oleh siswa di dalam pikiran mengenai hal-hal yang dihadapi dan
menjadi pusat perhatian. Dalam mengkonstruksi pengetahuan ini, siswa tidak
dapat hanya secara pasif menerima, tetapi juga harus bertindak hal-hal yang
dihadapi dan yang menjadi perhatiannya. Laboratorium berperan untuk ikut
meragamkan sumber belajar, mengkonkretkan fenomena alam, dan menciptakan
releaser (pemicu, penggugah) terhadap terjadinya belajar.
Ada dua metode yang penting dalam kegiatan
laboratorium, yakni metode pengamatan (observation method) dan metode percobaan
(experimental method). Melalui percobaan siswa dapat memperoleh pengalaman
belajar sebanyak mungkin dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Siswa
dapat berlatih sebagai peneliti-peneliti kecil yang akan memecahkan masalah berdasarkan
bukti-bukti dan hasil pengamatannya. Oleh karena itu, pencapaian tujuan
pembelajaran harus disertai pekerjaan di laboratorium (Dasrini, 1988:16).
Yunita (2006) menyatakan bahwa kegiatan di dalam laboratorium merupakan mata
rantai untuk menghubungkan beberapa aspek, yaitu
a. mengapresiasi
aspek estetika ilmu kimia
b. membangkitkan
keingintahuan terdapat ilmu kimia
c. mengenal
dengan baik zat-zat kimia yang umum serta bagaimana reaksinya
d. mengaktifkan
partisipasi siswa, dan
e. mengembangkan
dari keadaan konkrit ke hal yang abstrak.
2.
Kegiatan
Pokok Yang Harus Dilakukan Dalam
Mengelola Laboratorium Sains Agar Laboratorium Sains Fungsional
Materi
pengelolaan Laboratorium memang sangat luas, yang intinya dibutuhkan
kreatifitas dari pengelola untuk lebih mendalam dan mempunyai rasa keterkaitan
yang kuat dengan laboratorium, sehingga dapat menghasilkan karya karya
penelitian yang baik dan menjadikan laboratorium sebagai tempat yang optimal.
Dari perencanaan laboratorium, penataan laboratorium, administrasi sampai
pengawasan dan pemeliharaan merupakan materi yang harus dipahami oleh peserta
diklat ini.
Dalam
pengelolahan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut
(Sugrani : 2009):
1. Perencanaan
Tugas yang
paling sukar dan banyak memerlukan waktu dan tenaga ialah mengorganisasikan
laboratorium. Termasuk di dalam tugas ini diantaranya ialah mengatur dan
memelihara alat dan bahan, mengadakan dan membeli alat dan bahan, menjaga
disiplin laboratorium dan menjaga keselamatan laboratorium. Untuk menjalankan
tugas yang sangat berat ini kadang-kadang diperlukan keahlian khusus.
Seorang guru
IPA diharapkan tidak hanya saja tahu bagaimana mengajarkan IPA sesuai dengan
bidangnya, tetapi juga harus tahu bagaimana alat dan bahan pelajaran IPA
dikelolahnya. Lebih-lebih jika guru yang bersangkutan diserahi untuk mengelolah
laboratorium, dalam hal ini ia tidak hanya harus tahu bagaimana mengurusi alat
dan bahan tetapi juga harus tahu bagaimana mengorganisasikan laboratorium itu
hingga semua pekerjaan dan keamanan laboratorium dapat berjalan dengan baik.
Semua
perangkat-perangkat di laboratorium jika dikelola secara optimal akan mendukung
implementasi manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium
dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah
sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat
penunjang lainnya dengan pusat aktivitasnya adalah tata ruang ( Tim Dosen :
2009).
2. Penataan
Pemakai
laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium.
Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang
arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium.
Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan
ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan
lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang
menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau
dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat
dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk
pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi
kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain
persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan
laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan
ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau
mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang
persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk
siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang
penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut,
mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room),
ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang
adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai
peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan
alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian
pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang
terbuat dari logam.
3. Pengadministrasian
Administrasi
laboratorium meliputi semua kegiatan administrasi di laboratorium antara lain:
a.
Inventarisasi peralatan yang ada. Daftar kebutuhan
peralatan baru, alat tambahan, alat rusak dan alat-alat yang dipinjam /
dikembalikan.
b.
Surat-menyurat
c.
Jadwal pemakaian laboratorium (praktikum dan
penelitian)
d.
Daftar bahan kimia
e.
System evaluasi dan pelaporan.
Inventarisasi
juga harus memuatsumber alat dan bahan diperoleh (tahun berapa diperoleh). Inventarisasi
bertujuan untuk:
a.
Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
b.
Mengurangi biaya operasional
c.
Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
d.
Meningkatkan kualitas kerja
e.
Mencegah
pemakaian berlebihan
f.
Meningkatkan kebersamaan. (Tim Dosen : 2009)
4. Pengamanan, perawatan dan pengawasan.
Masalah penyimpanan alat biasanya ditentukan oleh
keadaan laboratorium, artinya ditentukan oleh susunan laboratorium, keadaan
prabot dan adanya gudang dan ruang persiapan. Disamping itu masalah ini juga
ditentukan oleh pribadi-pribadi pemakai laboratorium, yaitu dimana
barang-barang itu harus disimpan yang bagi pemakai laboratorium cukup aman,
mudah dicari dan mudah dicapai. Dalam penyimpanan alat hendaknya dibedakan
antara alat-alat yang sering digunakan, alat-alat yang boleh diambil sendiri
oleh siswa dan alat-alat yang harganya mahal. Alat yang sering digunakan
hendaknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil dan dikembalikan.
Suasana kerja di dalam laboratorium berbeda dengan
suasana kerja di dalam kelas. Di dalam kelas guru dan siswa hanya menghadapi
alat-alat pelajaran yang umumnya tidak membahayakan orang yang sedang belajra
maupun yang sedang mengajar. Sedangkan di laboratorium alat-alat dan bahan yang
digunakan mungkin mendatangkan bahaya. Oleh karena itu pada waktu membimbing
siswa bekerja dilaboratorium perlu memperhatikan keamanan kerja.
Jika laboratorium dilengkapi dengan ruang khusus untuk
menyimpan bahan-bahan praktikum, terutama zat kimia, maka ruang itu harus
memiliki ventilasi yang cukup baik. Di dalam laboratorium itu hanya disediakan
secukupnya untuk menghindari terjadinya kebakaran sebagai akibat pecahnya botol
zat tersebut karena tersinggung siswa atau kelalaian siswa pada waktu mengambil
zat itu (Hadiat : 1979).
3.
Standar
Isi Mata Pelajaran Sains Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI, Yang
Merupakan Dasar Pijakan Perlunya Siswa Melakukan Percobaan/Eksperimen Dalam
Belajar Sains
Standar isi Mata Pelajaran IPA SD/MI berisi
informasi tentang
a.
latar belakang
b.
tujuan mata pelajaran IPA SD/MI
c.
ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI
d.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) sesuai tingkat kelasnya.
1.
Latar
Belakang
Latar
belakang yang tersurat dalam Standar Isi Mata Pelajaran IPA SD/MI dibagi
menjadi empat (4) paragraf. Masing-masing paragraf mengandung pesan penting
yang harus dipahami oleh setiap praktisi pendidikan dan pembelajaran IPA SD/MI.
Berikut adalah teks Latar Belakang yang tersurat dalam Standar Isi Mata
Pelajaran IPA SD/MI.
Paragraf
1 menyatakan:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Paragraf
2 menyatakan:
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA
perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas
(Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA
dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Paragraf
3 menyatakan: Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Paragraf
4 menyatakan:
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan
standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
2.
Tujuan
Mata Pelajaran IPA SD/MI
Mata
pelajaran IPA SD/MI betujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
a. Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
b. Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari;
c. Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
d. Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan;
e. Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam;
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
g. Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
(Depdiknas
Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007: 13-14).
3.
Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup Mata Pelajaran IPA SD/MI secara garis besar terinci menjadi empat (4)
kelompok yaitu:
a. Makhluk
hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan;
b. Benda/materi,
sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas;
c. Energi
dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana;
d. Bumi
dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
(Depdiknas
Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007: 14) Keempat
kelompok bahan kajian IPA SD/MI tersebut disajikan secara spiral, artinya
setiap bahan kajian disajikan di semua tingkat kelas tetapi dengan tingkat
kedalaman yang berbeda; semakin tinggi tingkat kelas semakin dalam bahasannya.
4.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD/MI
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tersurat dalam standar isi merupakan batas
minimal yang harus dicapai peserta didik dalam proses belajarnya. Artinya pesan
yang tersurat dalam SK dan KD tersebut tidak dapat ditawar lagi oleh guru dalam
hal penyajiannya di kelas maupun di luar kelas. Hal tersebut mempunyai
implikasi terhadap kompetensi guru. Jika guru merasa kurang kompeten dalam SK
dan atau/ KD tertentu maka wajib mempelajarinya. Hal tersebut perlu dilakukan
agar dapat memfasilitsi belajar siswa secara maksimal, jangan sampai dilewati
untuk tidak dibelajarkan. Setiap SK dan KD perlu dimaknai dulu secara tepat,
sebelum dijabarkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran, agar pesan
edukatif dari SK dan KD tersebut dapat tercapai.
4.
Desain
Alat Percobaan Sains dari Bahan-bahan yang Mudah Dijumpai di Sekitar Kita
Judul/nama alat :
Air Mancur Sederhana
Satuan pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran :
IPA
Kelas/Semester :
IV/II
Standar Kompetensi: 6. Memahami
beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda
berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar: 6.1. Mengidentifikasi wujud
benda padat, cair, dan gas memilikin sifat tertentu.
|
Air
Mancur
Berikut
ini akan disampaikan hal-hal penting yang berkaitan dengan media untuk model
Air Mancur. Hal-hal tersebut meliputi cara pembuatan media, petunjuk cara
penyampaian atau penggunaan media model Air Mancur, panduan diskusi dengan
siswa berkaitan dengan penggunaan media dan konsep-konsep sains yang ingin
ditanamkan kepada siswa berkaitan dengan penggunaan media.
|

Gambar 1. Air mancur
Sederhana
Cara Pembuatan
Media dibuat dengan cara merangkai alat dan
bahan seperti pada gambar di atas. Botol yang digunakan dapat berupa botol kaca
atau botol plastik yang dilengkapi dengan tutup botol. Masing-masing botol
ditutup dengan tutup botol berlubang satu dan botol lain ditutup dengan tutup
berlubang dua. Selang dipasang pada tutup
botol dengan ketingggian pada tutup botol yang berbeda. Botol bagian bawah
berfungsi sebagai sumur, gelas/ember berfungsi untuk menampung air yang keluar
dari botol bagian atas.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Mengapa pada saat botol A dibalik, air mengalir dari
botol A ke gelas ?
2. Oleh karena air mengalir dari botol A ke gelas/ember,
bagaimana volume udara di dalam botol A dan apa akibat terhadap tekanan
udaranya?
3. Bagaimana besar tekakan udara dalam botol A disbanding
dengan tekanana udara luar?
4.
Mengapa
air dapat memancar ke atas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pengunjung yang baik mohon tinggalkan komentar nya yaa..